Depresi - Hal yang perlu anda ketahui

#depression

Apa itu Depresi?

Depresi merupakan gangguan psikologis yang mempengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku Anda secara negatif.

Gejala Depresi

Munculnya lima atau lebih gejala berikut selama minimal dua minggu:

  1. Perasaan sedih dan/atau kehilangan minat pada aktivitas yang Anda sukai.

  2.  Perubahan nafsu makan (penurunan atau penambahan berat badan yang tidak berhubungan dengan diet).

  3. Sulit tidur atau terlalu banyak tidur.

  4. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.

  5. Peningkatan aktivitas fisik tanpa tujuan (diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan dari diri sendiri), seperti:

    a. Mondar-mandir di sekitar ruangan.

    b. Mengetukkan jari kaki.

    c. Berbicara cepat.

  6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.

  7. Munculnya perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan hampir setiap hari.

  8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir, berkonsentrasi, atau ragu-ragu hampir setiap hari.

  9. Pikiran tentang kematian atau bunuh diri secara berulang.

  10. Menurunkan kemampuan Anda untuk berfungsi secara sosial, dalam pekerjaan, maupun dalam aspek lainnya. 

Cara-cara Mengatasi Depresi

  1. Mengatur rutinitas tidur Anda dan segera bangun dari tempat tidur jika sudah waktunya untuk bangun.

  2. Makan pagi secara rutin.

  3. Berolahraga.

  4. Here and now: menggunakan teknik mindfulness. Bertujuan untuk melatih Anda agar lebih sadar akan keadaan sekitar dan mampu menerima emosi Anda secara terbuka.

  5. Mencari hobi atau rutinitas baru.

  6. Bercerita dengan orang terdekat dan berusaha untuk bersosialisasi.

  7. Berjemur di bawah sinar matahari.

  8. Menuliskan semua emosi yang dirasakan dalam bentuk journaling.

  9. Mencari bantuan profesional seperti konselor, psikolog, atau psikiater.

Makanan yang Dapat Memperburuk Gejala Depresi

1.  Fast food: sebuah studi menyatakan bahwa individu yang mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) secara teratur berisiko 40% lebih besar mengalami depresi dan faktor utamanya adalah jumlah lemak trans di dalam makanan tersebut (Miller & Raison, 2016).

2. Alkohol: bagi mereka yang mengalami depresi, minum alkohol dalam jumlah yang banyak dapat meningkatkan gejala depresi (McHugh & Weiss, 2019).

3. Gula halus: adanya hubungan antara asupan gula dan depresi, dimana peneliti percaya bahwa gula dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada tubuh (Danqing et al., 2019). Mengonsumsi gula harus dapat meningkatkan peradangan dan ketidakseimbangan hormon, yang keduanya terkait dengan suasana hati (mood).

4. Daging olahan: berbagai studi menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mengonsumsi daging merah dan olahan dengan peningkatan risiko mengalami depresi dan gejalanya (Nucci et al., 2020).

 

 

 Referensi

American Psychiatric Association. (2013).

Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.).

USA: American Psychiatric Association.

Brahmananda, N. (2021, December 14). 10 proven strategies for overcoming depression.

Danqing, H., Lixiao, C., & Wenjie, J. (2019). Sugar-sweetened beverages consumption and

the risk of depression: A meta-analysis of observational studies. Journal of Affective Disorders, 245, 348-355. https://doi.org/10.1016/j.jad.2018.11.015

McHugh, R. K. & Weiss, R. D. (2019). Alcohol use disorder and depressive disorders.

Alcohol Research Current Reviews, 40(1). http://doi.org/10.35946/arcr.v40.1.01

Miller, A. H. & Raison, C. L. (2016). The role inflammation in depression: from evolutionary

imperative to modern treatment target. Nature Review Immunology, 16(1), 22-34. http://doi.org/10.1038/nri.2015.5

Nucci, D., Fatigoni, C., Amerio, A., Odone, A., & Gianfredi, V. (2020). Red and processed

meat consumption and risk of depression: A systematic review and meta-analysis. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(18), 1-20. https://doi.org/10.3390/ijerph17186686